SIfat Akhlaqul Karimah


1.         Mengendalikan Nafsu ( Dlabtun Nafsi )
Nafsu adalah salah satu unsur rohani manusia yang sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan instruksi- instruksi kepada anggota jasmaniah untuk berbuat atau bertindak. Ia dapat bermanfaat, tetapi sebaliknya dapat berbahaya bagi manusia dan ini banyak tergantung kepada bagaimana sikap manusia itu sendiri menghadapai gejolak nafsunya. Sebagian orang dalam menghadapi nafsu ini, ingin membunuh nafsunya dengan tidak dikenal ampun, seperti yang dilakukan para ahli ascetisme, para pertapa, dan para rahib yang semata-mata hidup untuk rohaniah tanpa memperhatikan kepentingan jasmaniah dan hubungan sosial. Sebagian orang lagi ada yang mengambil sikap menghasung dan memanjakan nafsunya dengan mengikuti dan tunduk patuh terhadap apapun yang dikehendaki nafsu itu.

Kedua macam sikap yang ekstrim itu sangat keliru. Membunuh nafsu akan merugikan manusia sendiri, sebab selain akan mematikan salah satu aspek rohaninya yang penting dan berharga, juga akan mematikan dinamika dan gairah hidup. Begitu juga menuruti nafsu sangatlah berabahaya, sebab tidak mesti apa yang di kehendaki oleh hawa nafsunya itu sejalan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya Al-Qur’an melarang mengikuti hawa nafsu semata-mata, tanpa pertimbangan akal sehat. Firmannya :
 ولا تتبع شهوة شهوة لأنها سوف تضليل إليك من سبيل الله
Artinya : “Dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena hawa nafsu itu akan menyesatkan kamu dari jalan Allah “ ( Q.S. 38 : )
2.         Benar dan Jujur
Benar atau jujur termasuk golongan akhlaq mahmudah. Benar artinya sesuainya sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan, tetapi juga perbuatan.
Benar atau jujur merupakan induk dari sifat-sifat baik yang lain yang membawa orang kepada kebaikan. Karena itu Rasulullah menyebutkan benar atau jujur ini sebagai kunci masuk syurga. Sabdanya berbunyi :

ملزمة لتطبيق بشكل صحيح ، لأن جلب الحقيقة إلى البر والخير يؤدي الى السماء وقال احدهم ليس هناك وقف
وتطبيقها بشكل صحيح والسعي بجدية من أجل الحقيقة ، التي سجلها مع الله باعتباره الصديق

Artinya : Wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan memabawa ke syurga. Seseorang tiada henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia di sisi Allah sebagai seorang Sidiq. ( HR. Bukhori )
3.         Ikhlas
Ikhlas artinya murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih disini adalah bersihnya sesuatu pekerjaan dari campuran motif-motif atau tujuan selain mencari ridha Allah. Lawan dari ikhlas ialah isyrak artinya berserikat atau bercampur dengan yang lain. Kedua macam perbuatan ini tidak dapat dipertemukan seperti halnya tidak dapat dipertemukannya antara gerak dan diam tetapi kedua sama-sama bertempat dihati.
Orang yang beramal tetapi tidak ikhlas sangatlah celaka dan rugi, sebab amalnya menjadi percuma tidak akan diterima Tuhan dan yang dipegang oleh tuhan ialah apa yang sesungguhnya menjadi niat di hatinya dari amal tersebut. Sebagaimana sebuah hadist :

الله لا يقبل الصدقة ، ولكن يتم الخيرية مع صدق الله وانه لا يهدف الا لسعادته

Artinya : Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Allah semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaannya ( HR. Ibnu Majah )
4.         Qona’ah
Qona’ah artinya menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Mungkin sebagian orang yang ada menganggap sikap yang demikian sebagai akhlaq yang buruk, sebab dengan telah merasa cukup dengan sepanjang yang dimilikinya itu orang kemudian berpangku tangan, malas berusaha atau meningkatkan penghasilan hidupnya.
Pandangan yang begini, adalah sesat dan keliru. Berpangku tangan, tidak mau bekerja, bukanlah kona’ah tetapi merupakan salah satu bentuk kemalasan.
Qona’ah dalam pengertiannya mengandung 5 perkara yaitu :
a. Menerima dengan rela apa yang ada
b. Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas disertai dengan usaha dan ikhtiar
c. Menerima dengan sabar ketentuan Tuhan
d. Bertawakal kepada Tuhan
e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia
Karena itu sungguh beruntung orang yang hatinya telah sampai pada qona’ah. Rasulullah SAW bersabda :

طوبى للشخص الذي حصل على تعليمات على اعتناق الإسلام ، وكان ظروف حياة بسيطة أو ثراء ولكن لا يزال

Artinya : Berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuk islam, sedang keadaan hidupnya sederhana atau berkecukupan tetapi tetap qona’ah ( HR. Turmudzi )
5.         Malu
Malu adalah perasaan enggan seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya tentang sesuatu yang membawa ia tercela.
Adakalanya orang yang malu kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain, atau ada kalanya juga malu kepada Tuhan. Ketiga macam malu ini lebih-lebih malu kepada Tuhan merupakan sendi keutamaan dan pokok dasar budi pekerti yang mulia orang tidak akan berani durhaka atau melanggar larangan Tuhan atau mengabaikan perintah-NYA, baik ketika dilihat orang atau dalam keadaan sendiri. Karena itu pula beliau bersabda :

عار حتى مع الله من العار حقا حقيقية
Artinya : Malulah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar malu ( HR. Turmudzi )

Tiap orang sebetulnya punya rasa malu, entah besar atau kecil yang merupakan semacam kekuatan penjaga di dalam dirinya yang menghindarkan ia dari terjatuh kepada kehinaan, atau sekurang-kurangnya menghindarkan diri dari terulangnya kembali kesalahan yang serupa tetapi karena sebab bermacam-macam rasa malu itu dapat luntur dan pudar sedikit demi sedikit dan akhirnya lenyap sama sekali. Kalau malu sudah lenyap, orang sudah tidak punya malu lagi, maka ia tidak akan dapat diharapkan timbul kebaikan dari dirinya.
Karena itu dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW :

إذا كان لديك أي عار بعد الآن ، هل بعد ذلك ما تريد

Artinya : Jika engkau sudah tidak malu lagi, maka kerjakanlah apa yang engkau kehendaki ( HR. Bukhori )